Jumat, 03 Desember 2010

Biksu yang memumikan diri sendiri

Ribuan tahun yang lalu, biksu Shugendo atau disebut juga Sokushinbutsu menjalankan praktek mem-mumifikasi diri sendiri dimana para bhikshu ini menyiksa diri sendiri bertahun-tahun lamanya sampai dirinya mati dalalam keadaan yang bahkan ulat dan serangga pun tidak sanggup untuk memakannya. Proses ini terdiri dari 3 tahap yang masing-masing tahap lamanya 1000 hari.
1000 hari di tahap pertama adalah dimana sang bhiksu hanya memakan kacang-kacangan dan buah berry yang didapati di sekitar hutan dan ditambah dengan olahraga keras yang fungsinya akan menguras lemak-lemak pada badan mereka.



1000 hari di tahap kedua sang bhiksu hanya memakan akar-akaran dari pohon pinang dimana di tahap kedua ini sang bhiksu akan berubah seperti tengkorak karena sangat kurusnya.



1000 hari tahap terkahir adalah dimana sang bhiksu sudah mulai meminum teh yang terbuat dari zat-zat pohon yang beracun. Meminum teh ini akan mengakibatkan mereka muntah, berkeringat, dan lainnya yang bertujuan mengeluarkan semua cairan tubuh sang bhiksu.

Tetapi yang lebih penting lagi adalah agar setelah mati cairan di badannya akan mengeluarkan racun yang akan mematikan semua ulat maupun serangga yang mencoba memakan badannya. Dengan demikian mayat sang bhikshu akan menjadi mumi yang bersih dan tidak hancur oleh ulat-ulat pemakan bangkai.

Di tahap ketiga inilah para bhikshu tersebut akan masuk ke dalam gua yang sangat sempit yang hanya cukup untuk duduk bersila. Mereka masuk dengan membawa bel dan setiap hari mereka akan membunyikan bel yang menandakan bahwa mereka masih hidup. Setelah bel tersebut tidak berbunyi lagi, maka gua tersebut akan disegel dan sang bhiksu dianggap telah mencapai kesempurnaan.


Praktek para bhiksu ini sudah dilarang di Jepang semenjak akhir abad ke 18. Diperkirakan ratusan bhiksu yang melakukan hal memumifikasi diri sendiri, tetapi hanya sekitar 16-24 Mumi Sokushinbutsu yang ditemukan. Walaupun praktek ini telah dilarang secara hukum, pada bulan Juli 2010 masih ditemukn Sokushinbutsu yang terbaru di Tokyo.

Jupe Punya Simpanan 100.000 Kondom Dirumahnya (buat persiapan)

JIKA ada rekor pemilik kondom terbanyak di dunia, Julia Perez mungkin salah satu kandidat juaranya.

Tidak tanggung-tanggung, Julia Perez menyimpan kondom sebanyak 100 ribu buah di rumahnya. Sebagai duta kondom, pelantun "Belah Duren" itu mengaku menyimpan alat pengaman dalam jumlah besar itu sejak 2 tahun lalu.

Wanita yang biasa disapa JuPe itu secara terang-terangan sengaja menimpasn stok kondom dalam rumahnya. "Saya menyimpan 100.000 kondom, ya maklum-lah saya kan duta kondom," ujar Jupe sambil tertawa saat ditemui pada konferensi pers Goyang Sutra di Bumbu Desa, Surabaya, Jumat (3/12). Lantas, kondom-kondom itu buat apa?

Menurut JuPe dirinya tidak menyimpan untuk lantas digunakan bersama kekasihnya pemain sepakboa, Gaston Castanyo. Bagi wanita bertubuh seksi itu penggunaan kondom tersebut baru akan digunakan setelah resmi menjadi istri Gaston.

"Sekarang sengaja nggak dipakai, disimpan aja dulu," kata JuPe. Bagaimana kalau kondom-kondom itu digunakan Gaston tanpa epengetahuannya? "Awas aja kalau Gaston pakai (kondom-kondom) itu duluan," ancam JuPe.

source: http://www.tabloidbintang.com/berita/polah/7198-gila-julia-perez-simpan-100000-kondom-di-rumah.html

Seorang Gadis Dibakar Untuk Persembahan Para Dewa

Gadis Dibakar Untuk Persembahan

Disaat banyak orang sudah mulai belajar untuk berpikir secara rasional dan realistis, masih ada sebagian lagi manusia yang berpikir tidak rasional serta mistis. Hanya untuk sebuah keyakinan persembahan kepada dewa yang mereka yakini seorang pengusaha lokal di Nepal bersama empat orang lainnya tega membakar seorang gadis cilik yang masih berusia 8 tahun.


Menurut catatan Komisi Hak Asasi Manusia Asia yang diterima dari sebuah LSM Jaragan Media Center yang berbasis di Nepal yang menjadi sumber, menyebutkan gadis belia dimaksud bernama Manisha Harijan berusia 8 tahun ditemukan tewas pagi hari tanggal 4 Desember 2009, setelah sebelumnya menghilang. Seorang pengusaha setempat bernama Birendra Jayasawal dan 4 orang pembantunya telah ditahan oleh kepolisian setempat sesuai laporan warga yang mencurigai gerak gerik mereka.

Menurut penyidikan kepolisian menyebutkan mereka akhirnya mengakui telah melakukan ritual membakar gadis tersebut di sebuah pembakaran tungku bata sebagai upaya memohon pada dewa yang mereka sembah agar diberikan kelancaran usaha dan kemakmuran hidup.

Kepala Kepolisan setempat Nagendra Jha mengatakan kepada media center di Rupandehi seperti dikutip ruanghati.com dari laporan Komisi Hak Asasi Manusia Asia di situsnya akan berupaya menyelesaikan kasus ini dengan adil. Polisi berencana melakukan tes DNA korban dan ceceran darah di pembakaran untuk memastikan hasil yang akurat.
Nepal melarang pengorbanan manusia pada tahun 1780 tetapi para pakar mengatakan itu masih dipraktekkan oleh beberapa komunitas di daerah pedesaan yang miskin.

“Beberapa orang masih percaya mengorbankan manusia akan menyenangkan para dewa, memperbaiki nasib mereka dan meningkatkan status sosial mereka,” kata Chunda Bajracharya, profesor studi budaya di Universitas Tribhuvan Kathmandu.

Nama korban: Manisha Harijan, 8 tahun, penduduk tetap Maryadpur Komite Pembangunan Desa (VDC) – Rupandehi kabupaten, Nepal
Nama tersangka: Birendra Jayasawal, Maryadpur Komite Pembangunan Desa (VDC) – Rupandehi District, Nepal
Tanggal kejadian: 4 Desember 2009 (2066/7/21 menurut kalender Nepal)
Tempat kejadian:Maryadpur VDC, Kabupaten Rupandehi.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...